ILMU BUDAYA DASAR - Kebudayaan Yang Mudah Dan Sulit Diterima

Kebudayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), Kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.

Menurut Para Ahli :

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Di dalam kehidupan, kita semua erat kaitannya dengan suatu kebudayaan di karenakan suatu kegiatan yang kita lakukan sehari-hari yang selalu berulang dan menjadi suatu kebiasaan serta membudaya bagi kita.

Namun proses terjadinya kebudayaan ini tidak serta merta terjadi begitu saja namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya baik itu dari dalam lingkungan kita sendiri maupun lingkungan luar.

Akhir-akhir ini mungkin kita merasakan akan kebudayaan yang silih berganti berdatangan, kebudayaan yang datang pun sangat beragam baik itu kebudayaan lokal dari negara kita sendiri maupun kebudayaan asing yang datang dari luar negara kita.

Kebudayaan Yang Mudah Dan Sulit Diterima Di Lingkungan Sekitar Kita

Hampir semua kebudayaan yang datang di sekitar kita mudah di terima, karena kebudayaan itu sendiri mudah kita adaptasi serta implementasikan pada diri kita sendiri dan tidak bertolak belakang pada kebudayaan yang mendasar pada diri kita, seperti berpakaian, makanan, lagu dan lain sebagainya.

Namun yang sulit di terima itu di karenakan bertolak belakang akan kebiasaan kita sehari-hari dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada baik itu peraturan agama yang melekat pada diri kita maupun peraturan di negara kita, contohnya seperti ber tato, di tindik, minum-minuman keras dan lain sebagainya.

Contoh Umum Kebudayaan Asing yang mudah di terima :

Berpakaian

Seventeen | Korean Boyband

Berpakaian sudah menjadi hal yang vital bagi kita semua, tidak hanya asal berpakaian saja. Namun sekarang ini kita mulai melirik penampilan kita dalam berpakaian, bahkan kita sering menirukan segi berpakaian kebudayaan asing seperti boyband korea, hip-hop ke barat-baratan dan lain-lain.

Makanan

Junkfood

Makanan seperti gambar di atas tidak asing lagi bagi kita padahal makanan di atas adalah bukan makanan kebudayaan asli kita sendiri, lalu mengapa makanan tersebut mudah di terima di kebudayaan kita ? Jawabannya di karenakan makanan di atas merupakan makanan cepat saji ( Junkfood ) yang tidak perlu lagi menunggu lama, tinggal pesan lalu siap di hidangkan. Makanan junkfood sangat cocok bagi kita yang tidak memiliki waktu banyak di rumah. Dan bahkan makanan cepat saji itu sendiri bisa dengan mudah beradaptasi dengan kebudayaan kita dengan menyematkan nasi di hidangannya.

Contoh Umum Kebudayaan Asing yang sulit di terima :

Tattoo

Tattoo | hipwee.com

Menato tubuh merupakan suatu kebudayaan yang sulit di terima karena tidak semua orang mau menato tubuhnya karena tatoo itu identik dengan suatu kriminalitas, contohnya saja agama islam yang melarang umatnya untuk menato tubuh mereka bahkan jika kita memiliki tato di tubuh kita maka kita akan sulit untuk mendapat pekerjaan. Tidak hanya kebudayaan asing saja yang menato tubuhnya, di indonesia sendiri ada beberapa suku-suku pedalaman yang menato tubuhnya sebagai suatu ritual tertentu.

KESIMPULAN :

Di era Globalisasi ini memungkinkan kita untuk saling bertukar budaya, bahkan kebudayaan unik disuatu negara menjadi alat untuk berdiplomasi antar negara.

Kebudayaan yang mudah di terima maupun sulit diterima adalah tergantung pada diri kita sendiri, kita pun tidak boleh menerimanya secara langsung akan tetapi kita harus memilah kebudayaan yang masuk tersebut, apakah itu positif ataupun negatif untuk diri kita sendiri.

Namun karena mudah masuknya suatu kebudayaan asing, kita pun harus lebih peka dan menjunjung tinggi kebudayaan kita sendiri, agar tidak tergerus oleh kebudayaan asing yang datang silih berganti.